Sabtu, 21 Juli 2018
Rancang Bangun Jaringan
Tugas Rancang Bangun Jaringan
1. Apa itu osilayer?
untuk blog
jelaskan dan sebutkan.
untuk blog
jelaskan dan sebutkan.
2. Jelaskan tentang IP Class A, B, dan C
3. Apa itu DHCP dan turunan nya?
4. Apa itu DNS
5. Apa itu routing static
6. Apa itu routing dinamic
7. Apa itu NTP
Jawaban :
1. 7
Layer OSI adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan
oleh badan International Organization for Standardization (ISO) di Eropa
pada tahun 1977. OSI mempunyai sebuah kepanjangan, yaitu : Open System
Inter Connection yang merupakan Kumpulan Layer-layer yang tidak salingbergantungan namun saling berkaitan satu sama lainnya,
maksud dari pernyataan tersebut adalah masing-masing Layer sudah
mempunyai Tugas dan Tanggung Jawab masing-masing dan Saling mengisi satu
sama lain, dan sama halnya dengan sebuah kerjasama Kelompok. jika salah
satu dari Layer tersebut tidak digunakan berarti tidak akan Terbentuk
jaringan.
Komponen Penyusun 7 Layer OSI
7 OSI Layer memiliki 7 Layer yang Terdiri dari :
- Physical Layer
- DataLink Layer
- Network Layer
- Transport Layer
- Session Layer
- Presentation Layer
- Application Layer.
Dari ke Tujuh layer tersebuat mempunyai 2 (dua) Tingkatan Layer, yaitu:
- Lower Layer yang meliputi : Physical Layer, DataLink Layer, dan Network Layer.
- Upper Layer yang meliputi : Transport Layer, Session Layer, Presentation Layer, dan Application Layer
Fungsi Masing-Masing Layer beserta Protokol dan Perangkatnya
Dari ke Tujuh Layer tersebut juga mempunyai Tugas dan Tanggung Jawab masing-masing, yaitu :- Physical Layer : Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan, topologi jaringan dan pengabelan. Adapun perangkat-perangkat yang dapat dihubungkan dengan Physical layer adalah NIC (Network Interface Card) berikut dengan Kabel - kabelnya
- DataLink Layer : Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yangdisebut sebagai frame. Pada Layer ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras seperti Halnya MAC Address, dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti HUB, Bridge, Repeater, dan Switch layer 2 (Switch un-manage) beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi Layer ini menjadi dua Layer anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
- Network Layer : Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan Router dan Switch layer-3 (Switch Manage).
- Transport Layer : Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada layer ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan.
- Session Layer : Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di layer ini juga dilakukan resolusi nama.
- Presentation Layer : Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam Layer ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)).
- Application Layer : Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam layer ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.
2. Kelas A :
digunakan untuk jaringan WAN, Ip address nya pada bagian pertama antara
0-127, dan yang merupakan Net ID nya yaitu 1 bagian yang pertama.
Subnet mask nya 255.0.0.0
Contoh: 8.254.129.11
Kelas B : biasanya
digunakan untuk jaringan MAN, Ip address nya pada bagian pertama antara
128-191, dan yang merupakan network ID nya yaitu 2 bagian pertama.
Subnet masknya 255.255.0.0
Contoh: 128.255.129.7
Kelas C : biasanya
digunakan untuk jaringan LAN, Ip address nya pada bagian pertama antara
192-223, dan yang merupakan network ID nya yaitu 3 bagian pertama.
Subnet masknya 255.255.255.0
Contoh: 192.168.1.10
3. Klien
MikroTik RouterOS DHCP mungkin diaktifkan pada antarmuka seperti
Ethernet pada satu waktu. Klien akan menerima alamat, netmask, gateway
default, dan dua alamat server dns. Alamat IP yang diterima akan
ditambahkan ke antarmuka dengan netmask masing-masing. Gateway default
akan ditambahkan ke tabel routing sebagai entri dinamis. Jika klien DHCP
dinonaktifkan atau tidak memperbarui alamat, rute default dinamis akan
dihapus. Jika sudah ada rute default yang terinstal sebelum klien DHCP
memperolehnya, rute yang diperoleh oleh klien DHCP akan ditampilkan
sebagai tidak valid.
DHCP Relay hanyalah proxy yang dapat menerima permintaan DHCP dan mengirimkannya kembali ke server DHCP yang sebenarnya.
DHCP
(Dynamic Host Configuration Protocol) digunakan untuk memudahkan
distribusi alamat IP dalam sebuah jaringan. Implementasi MikroTik
RouterOS mencakup komponen server dan client dan sesuai dengan RFC 2131
4. Sebuah router MikroTik dengan fitur DNS diaktifkan dapat ditetapkan sebagai server DNS untuk lien
yang memenuhi syarat DNS. Selain itu, router MikroTik dapat ditentukan
sebagai server DNS utama di bawah pengaturan dhcp-server-nya. Bila
permintaan jarak jauh diaktifkan, router MikroTik merespons permintaan
DNS TCP dan UDP pada port 53.
5. Static routing (Routing Statis) adalah
sebuah router yang memiliki tabel routing statik yang di setting secara
manual oleh para administrator jaringan. Routing static pengaturan
routing paling sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer.
Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi
setiap entri dalam forwarding table di setiap router yang berada di
jaringan tersebut.
Penggunaan
routing statik dalam sebuah jaringan yang kecil tentu bukanlah
suatu masalah, hanya beberapa entri yang perlu diisikan pada
forwarding table di setiap router. Namun Anda tentu dapat membayangkan
bagaimana jika harus melengkapi forwarding table di setiap router yang
jumlahnya tidak sedikit dalam jaringan yang besar.
Routing Static and Dynamic |
Kekurangan dan kelebihan dari Routing Statis diantaranya sebagai berikut :
Routing static dengan menggunakan next hop cocok digunakan untuk jaringan multi-access network atau point to multipoint sedangkan untuk jaringan point to point, cocok dengan menggunakan exit interface dalam mengkonfigurasi static route.
Dilihat dari Segi
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Penggunaan Next Hop
|
Dapat
mencegah terjadinya error dalam meneruskan paket ke router tujuan
apabila router yang akan meneruskan paket memiliki link yang terhubung
dengan banyak router. Itu disebabkan karena router telah mengetahui next
hop, yaitu IP Address router tujuan.
|
static
routing yang menggunakan next hop akan mengalami multiple lookup atau
lookup yg berulang. lookup yg pertama yang akan dilakukan adalah mencari
network tujuan,setelah itu akan kembali melakukan proses lookup untuk
mencari interface mana yang digunakan untuk menjangkau next hopnya.
|
Penggunaan exit interface
|
Proses
lookup hanya akan terjadi satu kali saja ( single lookup ) karena
router akan langsung meneruskan paket ke network tujuan melalui
interface yang sesuai pada routing table
|
Kemungkinan
akan terjadi eror keteka meneruskan paket. jika link router terhubung
dengan banyak router, maka router tidak bisa memutuskan router mana
tujuanya karena tidak adanya next hop pada tabel routing. karena itulah,
akan terjadi eror
|
Routing static dengan menggunakan next hop cocok digunakan untuk jaringan multi-access network atau point to multipoint sedangkan untuk jaringan point to point, cocok dengan menggunakan exit interface dalam mengkonfigurasi static route.
Recursive route lookup adalah proses yang terjadi pada routing tabel untuk menentukan exit interface mana yang akan digunakan ketika akan meneruskan paket ke tujuannya.
6. Dynamic Routing (Router Dinamis) adalah
sebuah router yang memiliki dan membuat tabel routing secara otomatis,
dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling
berhubungan antara router lainnya. Protokol routing mengatur
router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan
saling memberikan informasi satu dengan yang lain dan saling memberikan
informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung
keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan
jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan data ke arah yang benar.
Dengan kata lain, routing dinamik adalah proses pengisian data routing di table routing secara otomatis.
Dynamic router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.
Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh protokol routing. Protokol ini didesain untuk mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan. Protokol routing mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat. Protokol routng didesain tidak hanya untuk mengubah ke rute backup bila rute utama tidak berhasil, namun juga didesain untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh admin. Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur dilakukan berdasarkan pada jarak terpendek antara device pengirim dan device tujuan.
Macam-Macam dari Routing Dinamis (Dynamic Router) adalah
- RIP (Routing Information Protocol) Info Lanjut RIP >>
- IGRP (Internal Gateway Routing Protokol) Info LanjutIGRP >>
- OSPF (Open Shortest Path First) Info Lanjut OSPF >>
- EIGRP (Enhanced Internal Gateway Routing Protokol) Info Lanjut EIGRP>>
- BGP (Border Gateway Protokol) Info Lanjut BGP>>
Berikut ini tabel perbedaan yang spesifik untuk kedua jenis routing:
Routing Statik
|
Routing Dinamik
|
Berfungsi pada protocol IP
|
Berfungsi pada inter-routing protocol
|
Router tidak dapat membagi informasi routing
|
Router membagi informasi routing secara otomatis
|
Routing table dibuat dan dihapus secara manual
|
Routing table dibuat dan dihapus secara otomatis
|
Tidak menggunakan routig protocol
|
Terdapat routing protocol, seperti RIP atau OSPF
|
Microsoft mendukung multihomed system seperti router
|
Microsoft mendukung RIP untuk IP dan IPX/SPX
|
7. Apa
itu NTP? Setting NTP Client di Mikrotik – Ada yang tau apa itu NTP
(Network Time Protocol)? Pasti banyak yang belum tau apa itu Network
Time Protocol. NTP memang terdengar asing bagi orang yang belum begitu
paham tentang jaringan komputer. Oke, untuk mempelajari lebih lanjut
tentang Apa itu NTP (Network Time Protocol) dan penerapannya di Mikrotik
silakan simak pengertian NTP berikut ini :
Pengertian NTP
Network Time Protocol atau lebih sering disebut dengan istilah NTP adalah sebuah mekanisme atau protokol yang digunakan untuk melakukan sinkronisasi terhadap penunjuk waktu dalam sebuah sistem komputer dan jaringan. Proses sinkronisasi ini dilakukan di dalam jalur komunikasi data yang biasanya menggunakan protokol komunikasi TCP/IP. Sehingga proses ini sendiri dapat dilihat sebagai proses komunikasi data biasa yang hanya melakukan pertukaran paket-paket data saja.
Network Time Protocol atau lebih sering disebut dengan istilah NTP adalah sebuah mekanisme atau protokol yang digunakan untuk melakukan sinkronisasi terhadap penunjuk waktu dalam sebuah sistem komputer dan jaringan. Proses sinkronisasi ini dilakukan di dalam jalur komunikasi data yang biasanya menggunakan protokol komunikasi TCP/IP. Sehingga proses ini sendiri dapat dilihat sebagai proses komunikasi data biasa yang hanya melakukan pertukaran paket-paket data saja.
NTP
menggunakan port komunikasi UDP nomor 123. Protokol ini memang didesain
untuk dapat bekerja dengan baik meskipun media komunikasinya
bervariasi, mulai dari yang waktu latensinya tinggi hingga yang rendah,
mulai dari media kabel sampai dengan media udara. Protokol ini
memungkinkan perangkat-perangkat komputer untuk tetap dapat melakukan
sinkronisasi waktu dengan sangat tepat dalam berbagai media tersebut.
Biasanya dalam sebuah jaringan, beberapa node dilengkapi dengan
fasilitas NTP dengan tujuan untuk membentuk sebuah subnet sinkronisasi.
Node-node tersebut kemudian akan saling berkomunikasi dan ber
sinkronisasi menyamakan waktu yang direkam mereka. Meskipun ada beberapa
node yang akan menjadi master (primary server), protokol NTP tidak
membutuhkan mekanisme pemilihan tersebut.
Komentar
Posting Komentar